PENDEKATAN DAN TAHAPAN PENELITIAN ILMIAH
DALAM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
Oleh:
Muhammad Daris Tantowi Ikram
1501112088
METODOLOGI HI (HI b+c)
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
A.
Pendekatan dalam Ilmu Hubungan Internasional
1.
Pendekatan Kuantitatif (Empiris)
Metode kuantitatif dapat digunakan untuk menjelaskan
fenomena politik yang tangible –dapat diukurdan relatif statis,
seperti seberapa banyak pasukan bersenjata yang dimiliki oleh suatu negara,
jumlah perwakilan diplomatik suatu negara, atau bahkan jumlah pemasukan
nasional suatu negara. Dalam melakukan analisis
dengan metode kuantitatif, subjek penelitiannya adalah angka, seberapa besar
jumlah atau kuantitas atas variabel-variabelnya. Maka, jika semakin intangible –tidak
dapat diukur dan dinamis suatu variabel, maka semakin sulit untuk dianalisis
secara kuantitatif. Sementara, dalam perpolitikan, terdapat banyak hal yang
cenderung intangible dan dinamis, misalnya tingkat perluasan
konflik atau pengaruh strategi dari negara tandingan dalam sebuah konflik.[1]
Metode kuantitatif mengizinkan peneliti untuk menarik kesimpulan kesimpulan
mengenai realitas berdasarkan data dan hukum probabilitas.[2]
2.
Pendekatan Kualitatif
Dalam metode penelitian kualitatif, data merupakan
subjek bukan hanya pendukung. Metode penelitian kualitatif mengambil variabel
yang tidak eksplisit -terlihat jelas dan lebih memiliki dinamika. Tipe
penelitian kualitatif tidak cukup hanya didukung dengan data matematis, namun
lebih didukung pada analasis hubungan antar variabel.[3]
Dalam metode penelitian kualitatif, kolaborasi data dengan data kuantitatif penting
untuk diteliti agar dapat menemukan hubungan antar variabel.
B.
Penelitian Ilmiah dalam Hubungan Internasional
Proses penelitian ilmiah dalam ilmu hubungan
internasional meliputi langkah-langkah berikut, yaitu 1) Identifikasi, pemilihan,
dan perumusan masalah, 2) Perumusan hipotesis, 3) Identifikasi, klasifikasi,
dan pemberian definisi variabel, 4) Pengumpulan data, 5) Pengolahan dan
analisis data, dan 6) Penyusunan laporan.[4]
1.
Identifikasi, pemilihan, dan perumusan
masalah.
Identifikasi masalah bisa berasal dari sumber-sumber bacaan buku, jurnal, atau
hasil penelitian lain, atau hasil pengamatan sendiri. Pemilihan masalah
dilakukan atas dasar pertimbangan-pertimbangan peneliti. Perumusan masalah
dapat dilakukan dalam bentuk kalimat tanya yang sifatnya padat dan jelas serta
memberi petunjuk tentang mungkinnya menjawab masalah tersebut secara empiris.
2.
Perumusan hipotesis. Hipotesis merupakan anggapan sementara
tentang suatu fenomena tertentu yang akan diselidiki. Kegunaannya untuk
membantu peneliti untuk mencapai hasil penelitiannya. Dengan adanya hipotesis,
pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.
3.
Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian
definisi variabel. Dalam
Hubungan Internasional ada lima variabel yang bisa dijadikan subjek dalam
penelitian. 1) Variabel Individu; persepsi, image, dan karakteristik pribadi
pelaku hubungan internasioal. 2) Variabel peranan (role); gambaran pekerjaan atau sebagai aturan-
aturan yang dapat dilihat dari perilaku subjek internasional. 3) Variabel
birokratik (governmental); menyangkut pada struktur dan proses pemerintahan
serta implikasinya terhadap fenomena hubungan internasional. 4) Variabel sosial
(societal); menyangkut identifikasi efek struktur kelas, penyebaran,
(distribusi) pendapatan, status, dan persamaan ras linguistik, budaya, dan
agama subjek internasional. 5) Variabel sistemik (systemic influences); ada
enam model sistem internasional sebagai berikut: balance of power system,
sistem bipolar longgar (loose bipolar system), sistem universal (universal
system), sistem bipolar ketat (tight bipolar system), sistem berjenjang/
bertingkat.
4.
Pengumpulan data. Prosedur pengambilan data berpengaruh
terhadap kualitas data. Data merupakan bahan baku informasi.
5.
Pengolahan dan analisis data. Pengolahan data diarahkan untuk memberi
argumentasi atau penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian,
berdasarkan data atau fakta yang diperoleh. Pengolahan data diarahkan untuk
membenarkan atau menolak hipotesis. Sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu Hubungan
Internasional dituntut untuk mampu mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan
fenomena internasional yang terjadi. Untuk mampu melakukan hal-hal tersebut,
ilmuwan HI dituntut mampu memberikan analisa yang tajam dan tepat, dimana salah
satu kunci keberhasilannya adalah ketepatan menentukan tingkat analisa (level
of analysis) yang akan digunakan dalam memahami fenomena sosial yang terjadi.
Mohtar Mas’oed sendiri membaginya menjadi lima tingkat analisa, yaitu: 1)
perilaku individu, 2) perilaku kelompok, 3) negara-bangsa, 4) pengelompokan
negara, 5) sistem internasional, fokus kajiannya adalah sistem internasional
itu sendiri.
6.
Penyusunan laporan. Hasil penelitian yang disusun dalam bentuk
laporan. Laporan tersebut akan dikaji secara bersama-sama untuk diputuskan
apakah hasil kajian ini perlu diubah, diperbaiki, dilanjutkan atau ditolak
menjadi sebuah karya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Leng, Russell J. 2002. Quantitative International Politics and Its Critics: Then and Now.
The University of Michigan Press.
Mas’oed, Mohtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta:
LP3ES.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.
Wendt, Alexander dkk. 2014. Metodologi Ilmu Hubungan Internasional. Malang:
Intrans Publishing.
[1] Russell J Leng, Quantitative
International Politics and Its Critics: Then and Now, the University of Michigan Press, 2002, hlm.
118.
[2] Alexander Wendt et al., Metodologi Ilmu Hubungan Internasional,
Intrans Publishing, Malang, 2014, hlm. 83.
[3] Russel, Op.Cit., hlm. 117.
[4] Sumadi Suryabrata, Metodologi
Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1983.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar