Rabu, 07 Maret 2018

Identifikasi,Tingkat dan penetapan Analisa Ilmu Hubungan Internasional (Mohtar Mas'oed)


 
 
Identifikasi,Tingkat dan penetapan Analisa Ilmu Hubungan Internasional (Mohtar Mas'oed)
  • Identifikasi tingkat analisa
            Terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ilmuan. Kenneth Waltz, ilmuwan yang pada pertengahan 1950-an mempelopori penerapan tingkat analisis sebagai kerangka berpikir dalam sebuah bukunya, mengidentifikasikan tiga tingkat analisis, yaitu: Individu, negara dan sistem internasional.[1] J. David Singer, walaupun tidak membatasi pada dua tingkat analisis itu, menekankan tingkat analisis negara dan sistem internasional sebagai yang paling efektif untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan fenomena internasional.[2]
            John Spanier  menegaskan tiga tingkat analisa, yaitu tingkat sistemik, tingkat negara bangsa, dan tingkat pembuat keputusan (individu).[3] Bruce Russett dan Harvey Starr menerapkan enam tingkat analisa, yaitu : individu pembuat keputusan dan sifat-sifat kepribadiannya, peranan yang dijalankan oleh para pembuat keputusan itu , struktur pemerintah tempat mereka melakukan kegiatan, mahsyarakat  tempat mereka tinggal dan yang mereka perintah , jaringan hubungan antara para pembuat keputusan itu dengan actor-aktor internasional lainnya, dan tingkat sistem dunia.[4] Stephen Andriole mengidentifikasikan lima tingkat analisa , yaitu tingkat individu, tingkat kelompok individu, tingkat negara-bangsa, dan sistem internasional.[5]
Ada beberapa tingkat-tingkat analisa yang paling komprehensif dan tuntas, seingga memungkinkan untuk menelaah semua kemungkinan unit analisa, yaitu, kerangka yang mengidentifikasikan lima kemungkinan tingkat analisa, yakni: 1. Indovidu, 2. Kelompok individu, 3. Negara-bangsa, 4, kelompok negara-negara dalam satu region, dan 5. Sistem Global, dari kelima tingkat analisa ini akan di bahas menurut beberapa kategori di bawah ini:
1.      Prilaku individu : ilmuan yang melakukan analisa hubungan internasional pada tingkat ini beranggapan bahwa fenomena hubungan internasional pada akhirnya adalah akibat dari prilaku individu-individu yang saling berinteraksi di dalamnya.
2.      Prilaku kelompok : ilmuan yang menekankan pada tingkat analisa ini  berasumsi bahwa individu umumnya melakukan tindakan internasional dalam kelompok.
3.      Negara bangsa : analisa yang menekankan pada tiingkat ini berasumsi bahwa semua pembuat keputusan, dimana pun berada, pada dasarnya berprilaku sama apabila menghadapi situasi yang sama.
4.      Penggelompokan negara-negara : analisa yang menekankan tingkat ini beranggapan bahwa seringkali negara-bangsa tidak bertindak secara sendiri-sendiri, tetapi sebagai suatu kelompok.
5.      Sistem internasional : pendukung analisa pada tingkat ini berpendapat  bahwa bangsa-bangsa di dunia ini dan ineraksi di antara mereka merupakan suatu sistem.
Menurut penjelasan di atas kita memiliki lima tingkat analisa yang mengandung lima unit eksplanasi atau variable independen, yaitu: tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat negara bangsa, tingkat multi-negara atau kelompok negara, dan tingkat sistem global.

 
Menetapkan tingkat analisa
Dalam menetapkan tingkat analisa banyak hal yang harus di pilih dalam melakukan analisa hubungan internasional, dan semuanya tampak relevan, akan tetapi singer menekankan dua tingkat analisa sebagai yang paling sering di perhatikan dalam analisa hubungan internasional, yaitu: tingkat negara-negara dan tingkat sistem global.
 Sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu Hubungan Internasional dituntut untuk mampu mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan fenomena internasional yang terjadi. Untuk mampu melakukan hal-hal tersebut, ilmuwan HI dituntut untuk mampu memberikan analisa yang tajam dan tepat, dimana salah satu kunci keberhasilannya adalah ketepatan menentukan tingkat analisa yang akan digunakan dalam memahami fenomena sosial yang terjadi.
Ada beberapa alasan mengapa penentuan tingkat analisa penting dalam mempelajari fenomena HI. Pertama, satu peristiwa dapat saja memiliki lebih dari satu faktor penyebab. Kedua, membantu memilah-milah faktor yang akan menjadi penekanan utama di dalam penganalisaan masalah. Karena tidak semua tingkat analisa penting atau memiliki pengaruh signifikan di dalam sebuah peristiwa. Ketiga, untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan metodologis yang disebut sebagai, 1) fallacy of composition, yaitu kesalahan berasumsi bahwa generalisasi tentang perilaku “bagian” bisa juga dipakai untuk menjelaskan “keseluruhan”, dan; 2) ecological fallacy, yaitu kesalahan akibat memakai generalisasi yang ditarik pada tingkat “keseluruhan” untuk menjelaskan tingkat “bagian”.
Unit Eksplanasi & Unit Analisa
Ada dua hal yang perlu diperhatikan sejalan dengan penentuan tingkat analisa yaitu penentuan unit analisa dan unit eksplanasi. Unit Analisa adalah obyek yang perilakunya akan dianalisa atau disebut juga dengan variabel dependen. Sementara Unit Eksplanasi adalah obyek yang mempengaruhi perilaku unit analisa yang akan digunakan atau disebut juga sebagai variabel independen. Dengan demikian, dalam melakukan penganalisaan masalah, unit analisa dan unit eksplanasi saling terkait.
Terdapat tiga model hubungan antara unit analisa dan unit eksplanasi yaitu, model korelasionis, model induksionis dan model reduksionis. Disebut model korelasionis jika tingkat unit eksplanasi dan unit analisanya sama. Kedua, disebut model induksionis jika tingkat unit eksplansinya lebih tinggi dari tingkat unit analisa dan ketiga, disebut model reduksionis jika tingkat unit eksplanasi lebih rendah dari tingkat unit analisa.
Tingkat – Tingkat Analisa
           Mohtar Mas’oed sendiri membaginya menjadi lima tingkat analisa, yaitu perilaku individu, perilaku kelompok, negara-bangsa, pengelompokan negara-negara dan sistem internasional.
Di dalam tingkat perilaku individu, fokus penelaahan adalah sikap dan perilaku tokoh-tokoh utama pembuat keputusan, seperti kepala pemerintahan, menteri luar negeri, penasehat militer dan lain-lain. Pada tingkat perilaku kelompok, yang menjadi fokus utama adalah mempelajari perilaku kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi yang terlibat di dalam hubungan internasional.
Sementara di tingkat negara-bangsa, penelaahan difokuskan pada proses pembuatan keputusan tentang hubungan internasional, yaitu politik luar negeri, oleh suatu negara-bangsa sebagai satu kesatuan yang utuh. Di tingkat ini asumsinya adalah semua pembuat keputusan, dimana pun berada, pada dasarnya berperilaku sama apabila menghadapi situasi yang sama. Dengan demikian, analisa harus ditekankan pada perilaku negara-bangsa karena hubungan internasional pada dasarnya didominasi oleh perilaku negara bangsa.
            Pada tingkat pengelompokan negara, asumsinya adalah seringkali negara-bangsa tidak bertindak sendiri-sendiri melainkan sebagai sebuah kelompok. Karena itu fokusnya adalah pengelompokan negara-negara baik di tingkat regional maupun global, yang berupa aliansi, persekutuan ekonomi perdagangan, dan lain-lain,
Di tingkat tertinggi, yaitu sistem internasional, fokus kajiannya adalah sistem internasional itu sendiri. Asumsinya adalah perubahan atau dinamika di dalam sistem internasional menentukan perilaku aktor-aktor HI.
Cara Penentuan Tingkat Analisa
            Dalam menentukan tingkat analisa yang tepat dan efektif ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu teori yang digunakan dan tujuan analisa. Pertama, teori yang kita gunakan untuk meneliti fenomena, menuntun kita untuk memilih tingkat analisa yang hendak dipakai. Jika teori yang digunakan menekankan pada pengaruh sistem dalam menentukan perilaku aktor-aktor HI maka tingkat analisa dari unit eksplanasinya adalah tingkat atau level sistem. Begitu pula jika penekanan teorinya pada negara-bangsa atau individu, maka unit eksplanasinya serta merta berada pada level negara-bangsa atau individu.
            Kedua, begitu pula dengan tujuan analisa. Setidaknya ada dua pertimbangan dalam tujuan analisa. Pertama, tujuan akademik, yaitu untuk memperoleh atau mengembangkan pengetahuan tentang ilmu hubungan internasional. Kedua, tujuan praktis (policy-oriented). Tujuan yang kedua ini lebih banyak digunakan oleh para pengambil keputusan. Mereka ini akan lebih menyukai tingkat analisa yang berkaitan atau memiliki dampak langsung terhadap kepentingan mereka. Misalnya, para penjabat pemerintahan akan lebih menyukai analisa di tingkat negara-bangsa karena langsung bersentuhan dengan pekerjaan dan tugas mereka.
Kesimpulan
            Tingkat analisa memiliki peranan penting di dalam kajian ilmu Hubungan Internasional karena dapat membantu untuk memfokuskan analisa masalah (fenomena) dan menghindari terjadinya kesalahan metodologis. Dalam penentuan tingkat analisa, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu penentuan unit eksplanasi dan unit analisa. Unit eksplanasi dan unit analisa saling berhubungan dalam tiga model yaitu, model korelasionis, reduksionis dan induksionis.
Dalam menentukan tingkat analisa yang tepat ada dua hal yang umumnya menjadi perhatian yaitu, teori yang digunakan dan tujuan analisa. Tujuan analisa sendiri terbagi menjadi dua, yaitu tujuan akademik dan tujuan praktis (policy-oriented).
 
Referensi
Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, (Jakarta: LP3ES, 1994).
Stephen Andriole, “The Levels of Analysis Problems and The Study Foreign International and Global Affairs: A Review Critique, and Another Final Solution”, (International Interaction, Vol. 5, No. 2, 1978).
John Spanier, Games Nation Play : Analyzing International Politics (Holt Rinehart & Winston, 1981).
 


[1] Kenneth Waltz,Man,the State and War (Columbia,U.P.1954).
[2] Singer, Op. cit.
[3] John Spanier, Games Nations Play: Analyzing International Politics (Holt,Rinehart and Winston, 1981)
[4] Bruce R usset dan Harvey Starr, World Politics: The Menu For Choice (freeman,1985)
[5] Stephen Andriole, “The Levels of Analysis Problems and the Study Foreign internasional and Global Affairs: A Review Critique, and Another Final Solution, “international interaction, vol 5. No 2 (1978).
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Omicron menyebar : Para Epidemiologi : Jakarta Terancam

Ilmu Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan,...