Identifikasi,Tingkat dan penetapan Analisa Ilmu Hubungan Internasional (Mohtar Mas'oed)
- Identifikasi tingkat analisa
Terdapat perbedaan pendapat
dikalangan para ilmuan. Kenneth Waltz, ilmuwan yang pada pertengahan 1950-an
mempelopori penerapan tingkat analisis sebagai kerangka berpikir dalam sebuah
bukunya, mengidentifikasikan tiga tingkat analisis, yaitu: Individu, negara dan
sistem internasional.[1] J.
David Singer, walaupun tidak membatasi pada dua tingkat analisis itu,
menekankan tingkat analisis negara dan sistem internasional sebagai yang paling
efektif untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan fenomena
internasional.[2]
John Spanier menegaskan tiga tingkat analisa, yaitu tingkat
sistemik, tingkat negara bangsa, dan tingkat pembuat keputusan (individu).[3] Bruce
Russett dan Harvey Starr menerapkan enam tingkat analisa, yaitu : individu
pembuat keputusan dan sifat-sifat kepribadiannya, peranan yang dijalankan oleh
para pembuat keputusan itu , struktur pemerintah tempat mereka melakukan
kegiatan, mahsyarakat tempat mereka
tinggal dan yang mereka perintah , jaringan hubungan antara para pembuat
keputusan itu dengan actor-aktor internasional lainnya, dan tingkat sistem
dunia.[4]
Stephen Andriole mengidentifikasikan lima tingkat analisa , yaitu tingkat
individu, tingkat kelompok individu, tingkat negara-bangsa, dan sistem
internasional.[5]
Ada
beberapa tingkat-tingkat analisa yang paling komprehensif dan tuntas, seingga
memungkinkan untuk menelaah semua kemungkinan unit analisa, yaitu, kerangka
yang mengidentifikasikan lima kemungkinan tingkat analisa, yakni: 1. Indovidu,
2. Kelompok individu, 3. Negara-bangsa, 4, kelompok negara-negara dalam satu
region, dan 5. Sistem Global, dari kelima tingkat analisa ini akan di bahas
menurut beberapa kategori di bawah ini:
1.
Prilaku
individu : ilmuan yang melakukan analisa hubungan internasional pada tingkat
ini beranggapan bahwa fenomena hubungan internasional pada akhirnya adalah akibat
dari prilaku individu-individu yang saling berinteraksi di dalamnya.
2.
Prilaku
kelompok : ilmuan yang menekankan pada tingkat analisa ini berasumsi bahwa individu umumnya melakukan
tindakan internasional dalam kelompok.
3.
Negara
bangsa : analisa yang menekankan pada tiingkat ini berasumsi bahwa semua
pembuat keputusan, dimana pun berada, pada dasarnya berprilaku sama apabila
menghadapi situasi yang sama.
4.
Penggelompokan
negara-negara : analisa yang menekankan tingkat ini beranggapan bahwa
seringkali negara-bangsa tidak bertindak secara sendiri-sendiri, tetapi sebagai
suatu kelompok.
5.
Sistem
internasional : pendukung analisa pada tingkat ini berpendapat bahwa bangsa-bangsa di dunia ini dan ineraksi
di antara mereka merupakan suatu sistem.
Menurut penjelasan di atas kita memiliki lima
tingkat analisa yang mengandung lima unit eksplanasi atau variable independen, yaitu: tingkat individu, tingkat kelompok,
tingkat negara bangsa, tingkat multi-negara atau kelompok negara, dan tingkat
sistem global.
Menetapkan
tingkat analisa
Dalam menetapkan tingkat analisa
banyak hal yang harus di pilih dalam melakukan analisa hubungan internasional,
dan semuanya tampak relevan, akan tetapi singer menekankan dua tingkat analisa
sebagai yang paling sering di perhatikan dalam analisa hubungan internasional,
yaitu: tingkat negara-negara dan tingkat sistem global.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu Hubungan
Internasional dituntut untuk mampu mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan
fenomena internasional yang terjadi. Untuk mampu melakukan hal-hal tersebut,
ilmuwan HI dituntut untuk mampu memberikan analisa yang tajam dan tepat, dimana
salah satu kunci keberhasilannya adalah ketepatan menentukan tingkat analisa yang
akan digunakan dalam memahami fenomena sosial yang terjadi.
Ada beberapa alasan mengapa
penentuan tingkat analisa penting dalam mempelajari fenomena HI. Pertama, satu peristiwa dapat saja
memiliki lebih dari satu faktor penyebab. Kedua,
membantu memilah-milah faktor yang akan menjadi penekanan utama di dalam
penganalisaan masalah. Karena tidak semua tingkat analisa penting atau memiliki
pengaruh signifikan di dalam sebuah peristiwa. Ketiga, untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan
metodologis yang disebut sebagai, 1) fallacy
of composition, yaitu kesalahan berasumsi bahwa generalisasi tentang
perilaku “bagian” bisa juga dipakai untuk menjelaskan “keseluruhan”, dan; 2) ecological fallacy, yaitu kesalahan
akibat memakai generalisasi yang ditarik pada tingkat “keseluruhan” untuk
menjelaskan tingkat “bagian”.
Unit
Eksplanasi & Unit Analisa
Ada dua hal yang perlu diperhatikan
sejalan dengan penentuan tingkat analisa yaitu penentuan unit analisa dan unit
eksplanasi. Unit Analisa adalah
obyek yang perilakunya akan dianalisa atau disebut juga dengan variabel dependen. Sementara Unit Eksplanasi adalah obyek yang
mempengaruhi perilaku unit analisa yang akan digunakan atau disebut juga sebagai
variabel independen. Dengan demikian,
dalam melakukan penganalisaan masalah, unit analisa dan unit eksplanasi saling
terkait.
Terdapat tiga model hubungan antara
unit analisa dan unit eksplanasi yaitu, model korelasionis, model induksionis
dan model reduksionis. Disebut model korelasionis jika tingkat unit eksplanasi
dan unit analisanya sama. Kedua, disebut model induksionis jika tingkat unit
eksplansinya lebih tinggi dari tingkat unit analisa dan ketiga, disebut model
reduksionis jika tingkat unit eksplanasi lebih rendah dari tingkat unit analisa.
Tingkat
– Tingkat Analisa
Mohtar
Mas’oed sendiri membaginya menjadi lima tingkat analisa, yaitu perilaku individu,
perilaku kelompok, negara-bangsa, pengelompokan negara-negara dan sistem
internasional.
Di dalam tingkat perilaku individu,
fokus penelaahan adalah sikap dan perilaku tokoh-tokoh utama pembuat keputusan,
seperti kepala pemerintahan, menteri luar negeri, penasehat militer dan
lain-lain. Pada tingkat perilaku kelompok, yang menjadi fokus utama adalah
mempelajari perilaku kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi yang terlibat
di dalam hubungan internasional.
Sementara di tingkat negara-bangsa,
penelaahan difokuskan pada proses pembuatan keputusan tentang hubungan internasional,
yaitu politik luar negeri, oleh suatu negara-bangsa sebagai satu kesatuan yang
utuh. Di tingkat ini asumsinya adalah semua pembuat keputusan, dimana pun
berada, pada dasarnya berperilaku sama apabila menghadapi situasi yang sama.
Dengan demikian, analisa harus ditekankan pada perilaku negara-bangsa karena
hubungan internasional pada dasarnya didominasi oleh perilaku negara bangsa.
Pada
tingkat pengelompokan negara, asumsinya adalah seringkali negara-bangsa tidak
bertindak sendiri-sendiri melainkan sebagai sebuah kelompok. Karena itu
fokusnya adalah pengelompokan negara-negara baik di tingkat regional maupun
global, yang berupa aliansi, persekutuan ekonomi perdagangan, dan lain-lain,
Di tingkat tertinggi, yaitu sistem
internasional, fokus kajiannya adalah sistem internasional itu sendiri.
Asumsinya adalah perubahan atau dinamika di dalam sistem internasional
menentukan perilaku aktor-aktor HI.
Cara
Penentuan Tingkat Analisa
Dalam
menentukan tingkat analisa yang tepat dan efektif ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu teori yang digunakan dan tujuan analisa. Pertama, teori yang kita gunakan untuk
meneliti fenomena, menuntun kita untuk memilih tingkat analisa yang hendak
dipakai. Jika teori yang digunakan menekankan pada pengaruh sistem dalam
menentukan perilaku aktor-aktor HI maka tingkat analisa dari unit eksplanasinya
adalah tingkat atau level sistem. Begitu pula jika penekanan teorinya pada
negara-bangsa atau individu, maka unit eksplanasinya serta merta berada pada
level negara-bangsa atau individu.
Kedua, begitu pula dengan tujuan
analisa. Setidaknya ada dua pertimbangan dalam tujuan analisa. Pertama, tujuan
akademik, yaitu untuk memperoleh atau mengembangkan pengetahuan tentang ilmu
hubungan internasional. Kedua, tujuan praktis (policy-oriented). Tujuan yang
kedua ini lebih banyak digunakan oleh para pengambil keputusan. Mereka ini akan
lebih menyukai tingkat analisa yang berkaitan atau memiliki dampak langsung
terhadap kepentingan mereka. Misalnya, para penjabat pemerintahan akan lebih
menyukai analisa di tingkat negara-bangsa karena langsung bersentuhan dengan
pekerjaan dan tugas mereka.
Kesimpulan
Tingkat analisa
memiliki peranan penting di dalam kajian ilmu Hubungan Internasional karena
dapat membantu untuk memfokuskan analisa masalah (fenomena) dan menghindari
terjadinya kesalahan metodologis. Dalam penentuan tingkat analisa, ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu penentuan unit eksplanasi dan unit analisa. Unit
eksplanasi dan unit analisa saling berhubungan dalam tiga model yaitu, model
korelasionis, reduksionis dan induksionis.
Dalam menentukan tingkat analisa
yang tepat ada dua hal yang umumnya menjadi perhatian yaitu, teori yang
digunakan dan tujuan analisa. Tujuan analisa sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
tujuan akademik dan tujuan praktis (policy-oriented).
Referensi
Mohtar Mas’oed, Ilmu
Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, (Jakarta: LP3ES, 1994).
Stephen Andriole, “The Levels of Analysis Problems and The Study Foreign International
and Global Affairs: A Review Critique, and Another Final Solution”,
(International Interaction, Vol. 5, No. 2, 1978).
John Spanier, Games
Nation Play : Analyzing International Politics (Holt Rinehart & Winston,
1981).
[1]
Kenneth Waltz,Man,the State and War (Columbia,U.P.1954).
[2]
Singer, Op. cit.
[3]
John Spanier, Games Nations Play: Analyzing International Politics
(Holt,Rinehart and Winston, 1981)
[4]
Bruce R usset dan Harvey Starr, World Politics: The Menu For Choice (freeman,1985)
[5]
Stephen Andriole, “The Levels of Analysis Problems and the Study Foreign
internasional and Global Affairs: A Review Critique, and Another Final
Solution, “international interaction, vol 5. No 2 (1978).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar