Kisah Inspiratif
Ketika serang ulama menangis, ada apa sebenarnya ???
Bagaimanakah Perasaan Cinta yang Sebenarnya???
Suatu hari Syaikh al-Buthi dan saya diundang
untuk menghadiri sebuah muktamar di Perancis. Muktamar ini diadakan selama dua
hari. Hari pertama muktamar terbuka untuk Muslim dan non-Muslim, baik dari
kalangan tamu undangan, peserta, maupun wartawan. Sementara hari kedua khusus
untuk undangan dan peserta yang beragama Islam.
Di hari pertama ada seorang wanita non-Muslim
atau ateis mengikuti muktamar ini sebagai jurnalis. Ia melihat dan mendengarkan
dengan baik semua yang yang disampaikan di muktamar, hingga ia terpengaruh dan
hatinya mulai sedikit terbuka untuk beriman kepada Allah.
Kemudian ia mendatangi panitia penyelenggara
untuk meminta izin agar boleh mengikuti hari kedua muktamar yang dikhusukan
bagi peserta muslim.
Akhirnya panitia berbicara kepada tamu-tamu
muslim, menjelaskan dan memintakan izin untuk wanita ini agar boleh mengikuti
muktamar mereka. Pada awalnya mereka khawatir. Namun akhirnya mereka
mengizinkan.
Benar, pada hari kedua ia hadir di
tengah-tengah muktamar yang dikhususkan untuk orang Islam ini. Pada pertemuan ini
syaikh al-Buthi menyampaikan pidato yang sangat penting dan mendalam tentang
ibadah, menghambakan diri (`ubudiah) dan cinta. Sungguh ceramah ini sangat
indah serta menyentuh, apalagi sang penerjemah
berhasil menerjemahkan pidato beliau kepada bahasa Perancis dengan
sangat baik dan penuh perasaan mendalam juga. Para pendengar begitu terpesona.
Kemudian setelah selesai, panitia mendatangi
tempat istirahat syaikh al-Buthi:
"Wahai syaikh al-Buthi, ada seorang
wanita menunggu di pintu ruangan ini menangis dan memohon untuk menemui
anda". Ujar panitia memohon.
"Silahkan, suruh ia menemui saya
sekarang". Ucap syaikh al-Buthi.
Tak lama berselang, wanita itu masuk dan duduk
di hadapan syaikh al-Buthi.
"Wahai tuan, sungguh ceramah Anda begitu
indah, hingga saya menangis dan hati saya benar-benar terbuka. Namun ada satu
hal yang ingin saya tanyakan kepada Anda". Ujar wanita itu.
"Silahkan, apa yang belum Anda
pahami?" Beliau mempersilahkan.
"Bagaimana cara saya takut kepada Allah
sekaligus mencintai-Nya?" . Tanya wanita itu penasaran.
Syaikh al-Buthi menangis mendengar pertanyaan
ini.
Setelah beberapa saat menangis, beliau berkata
dengan perkataan yang keluar dari hati penuh cinta:
"Adakah ketakutan yang lebih besar dari
pada ketakutan seorang pecinta yang sangat takut berpisah atau jauh dari
Kekasihnya??"
Syaikh al-Buthi kembali meneteskan air mata.
Wanita itu tertunduk, kemudian berkata: "Saya sekarang paham."
• Kisah ini di ceritakan oleh Habib Ali
al-Jufri yang menyaksikan kejadian ini secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar