Selasa, 05 September 2017

PEMIKIRAN DAN PANDANGAN THOMAS HOBBES TERHADAP POLITIK BARAT (Makalah)

Thomas Hobbes





MAKALAH POLITIK
PEMIKIRAN DAN PANDANGAN THOMAS HOBBES TERHADAP POLITIK BARAT
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pemikiran Politik Barat
  
Disusun Oleh: Kelompok 3
Oci Khairani                                       1501121784
Halim Munib Muslim                         1501123930
Avifa Anjeli                                       1501121998
Hajrah                                                1501121837
Fany Samya Rahmadeni                    1501121787
Rosa Mika Susan                               1601110010
Lidia Melita                                       1601110197
Dewi Harnum                                    1601110237
Cika Ahdya Dewi Pratama                1601110153
Andre Bob Rinaldi Sitompul             1601110183

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Universitas Riau
2017









Kata Pengantar
 
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena berkat Rahmat dan Ridho-Nya penyusun dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul: “Pemikiran Dan Pandangan Thomas Hobbes Terhadap Politik Barat”.
            Makalah ini akan menceritakan perjalanan hidup seorang filsuf berkebangsaan Inggris, Thomas Hobbes, sejak dari kelahirannya, kehidupan masa kecilnya,  riwayat pendidikannya, pekerjaannya, hingga bagaimana akhir hayatnya. Makalah ini terutama juga akan menjelaskan pemikirannya dan pengaruhnya yang memberikan sumbangsih cukup besar terhadap politik di Dunia Barat.
            Dalam penyusunan makalah ini penyusun sudah berusaha segenap kemampuan, namun penyusun sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar nantinya dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.


Pekanbaru, 18 April  2017


Penyusun




Daftar Isi

Sampul Makalah.................................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................................... 1
1.1     Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2     Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3     Tujuan............................................................................................................... 1
1.4  Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan.......................................................................................................... 3
2.1 Sejarah dan Kisah Hidup Thomas Hobbes........................................................ 3
2.2 Pemikiran dan Pandangan Politik Thomas Hobbes........................................... 7
2.3 Karya-karya Thomas Hobbes............................................................................. 10
2.4 Thomas Hobbes dan Hubungannya dengan Tokoh Pemikir Lainnya................ 13
BAB III Penutup............................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 16
3.2 Saran.................................................................................................................. 17
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 18

BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
             Lahirnya suatu konsep mengenai politik tentu berasal dari proses berfikir yang sangat panjang dan mendalam. Pada politik Barat, ada tiga peradaban besar yang menjadi dasar filsafat, ilmu pengetahuan dan budaya dapat terus berkembang. Tiga peradaban tersebut yakni Yunani-Romawi, Judeo-Kristiani, dan peradaban Islam.
             Dari tiga peradaban tersebut, lahirlah para pemikir dan filsuf-filsuf hebat yang menyumbangkan pemikirannya tentang masyarakat, negara, kekuasaan, atau secara umum di bidang politik. Adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles, tiga filsuf utama Yunani yang menjadi pionir terhadap filosofi-filosofi dan berbagai pemikiran yang berkembang setelahnya. Tiga tokoh pemikir besar ini turut andil dalam memengaruhi tokoh-tokoh pemikir Barat lainnya.
             Salah satu tokoh pemikir politik Barat adalah Thomas Hobbes. Banyak buah hasil pemikirannya dan karya-karyanya terhadap politik di Barat. Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai kehidupan pribadi Thomas Hobbes dan filosofi-filosofinya terhadap politik.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kisah hidup Thomas Hobbes dari sejak kelahirannya hingga wafatnya?
2.      Apa saja pemikiran-pemikiran Thomas Hobbes dan teorinya mengenai politik?
3.      Apa saja hasil karya-karya yang diciptakan Thomas Hobbes?
4.      Bagaimana hubungan antara Thomas Hobbes dengan tokoh pemikir lainnya?

1.3  Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan secara ringkas dan jelas bigrafi tokoh pemikir politik Barat, Thomas Hobbes.
2.      Menerangkan pandangan dan filosofinya tentang politik.
3.      Memaparkan dan menjelaskan karya-karya yang diciptakan oleh Thomas Hobbes.
4.      Menjelaskan hubungan antara Thomas Hobbes dengan para pemikir atau ilmuwan lainnya yang membuatnya terinspirasi dalam berpikir tentang politik.

1.4  Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini adalah:
1.      Agar para pembaca mengetahui sejarah singkat tentang kisah hidup Thomas Hobbes dan dapat mengambil pelajaran atas kisah tersebut.
2.      Memahami bagaimana pemikiran seorang Thomas Hobbes terhadap politik.
3.      Mengetahui karya apa saja yang sudah dihasilkan oleh Thomas Hobbes.
4.      Supaya para pembaca memahami tokoh-tokoh siapa saja yang terlibat dalam mengilhami Thomas Hobbes dalam membentuk pemikiran-pemikirannya.





BAB II
Pembahasan

2.1 Sejarah dan Kisah Hidup Thomas Hobbes
Thomas Hobbes (1588-1679) dilahirkan di Malmesbury, sebuah kota kecil yang berjarak 25 kilometer dari London.Ia dilahirkan pada tanggal 15 April 1588 dalam keadaan prematur. Pada saat Hobbes dilahirkan, armada Spanyol dari pasuka Philips II sedang melakukan penyerbuan ke Inggris. Selain itu di inggris juga sedang terjadi perang saudara, terjadinya ketakutan dan kekhawatiran semakin merajalela.
Keadaan dan kondisi yang mencekam pada masa itulah yang membuat psikologi ibu Hobbes terganggu sehingga melahirkan bayi hobbes  dalam keadan prematur. Ayah Hobbes adalah seorang pendeta lokal miskin yang mewakili Paus untuk Charlton dan Westport, bagian dari Malmesbury,tapi sosok ayah yang tidak berpendidikan dan temperamen tersebut menimbulkan suatu permasalahan dengan pihak gereja yang menyebabkan ia kabur dari kota dan meninggalkan Hobbes di usianya yang masih muda. Akhirnya Thomas Hobbes diasuh oleh pamannya.[1]
Pada tahun (1603-1608),saat berusia 14 tahun Hobbes belajar di Magdalen Hall, Oxford University dan mendapatkan gelar BA lima tahun kemudian. Menurut kesaksian pribadi Hobbes, ia tidak menyukai pelajaran fisika dan logika Aristoteles. Tetapi Hobbes sempat mempelajari pemikiran Aristoteles yang kemudian hari pernah di kritiknya.Hobbes lebih suka membaca mengenai eksplorasi terhadap penemuan tanah-tanah baru serta mempelajari peta-peta bumi dan bintang-bintang.  Karena itulah, astronomi adalah bidang sains yang mendapat perhatian dari Hobbes, dan terus digelutinya. Hobbes sempat menyesali dirinya karena tidak sempat mempelajari matematika semasa ia menempuh pendidikan di oxford.[2]
Setelah menyelesaikan pendidikannya pada usia 22 tahun, Hobbes mendapat pekerjaan sebagai pengajar keluarga bangsawan, yakni keluarga Cavendish di Inggris. Murid Hobbes adalah William Cavendish yang merupakan pewaris keluarga tersebut. Selain sebagai guru, Hobbes juga berperan sebagai sekretaris, teman, dan bendahara dari William Cavendish.
 Bersama dengan William, Hobbes berkenalan dengan dunia politik, baik dalam pemikiran maupun praktik. Pada tahun 1614 dan 1621 Willliam menjabat sebagai anggota parlemen sehingga Hobbes dipastikan turut serta dalam sidang-sidang parlemen.
Pada tahun 1628 William Cavendish meninggal, Hobbes pun berhenti dari pekerjaanya di keluarga Cavendish selama dua tahun. Dan pada saat itu Hobbes telah menyelesaikan terjemahan dari Thucydides. Karya Hobbes tersebut merupakan karya ilmiah yang berharga sebab merupakan karya pertama yang merupakan terjemahan bahasa Inggris langsung dari bahasa Yunani.
Di dalam karya tersebut, Hobbes memperlihatkan sikapnya yang pro terhadap monarki Inggris dan tidak begitu menyukai sistem demokrasi. Di dalam oto-biografinya, Hobbes mengatakan bahwa Thucydides adalah sejarawan favoritnya sebab "ia memperlihatkan betapa tidak kompetennya sistem demokrasi".
Pada tahun 1636 (Oktober), Hobbes kembali ke Inggris dan ia banyak menggunakan waktunya untuk karya-karya filsafat.  Salah satu karya sains-filsafat Hobbes yang paling awal adalah sebuah manuskrip tentang optik yang berjudul "Latin Optical MS". Karya tersebut telah selesai dikerjakan pada tahun 1640. Hobbes juga menulis manuskrip lain tentang metafisika dan epistemologi.
Pada tahun 1637, kekuasaan absolut Raja Charles I mulai dipersoalkan. Hobbes memperlihatkan dukungan kepada raja dengan mendedikasikan bukunya yaitu "Elemen-Elemen Hukum" dan kedua karya Hobbes lainnya ‘De Cive dan Leviathan’ untuk menjawab persoalan kekuasaan absolut.[3]
Pada tahun 1640, Hobbes mulai mempertimbangkan untuk tinggal di Paris, Perancis, dengan alasan keselamatan dirinya dan untuk lebih merangsang pemikirannya. Karena  ketidakstabilan politik di Inggris juga telah mengilhami Hobbes untuk menulis tentang bagaimana pendiriannya terhadap kehidupan politik maupun kehidupan masyrakat. Akan tetapi, apa yang menjadi alasan langsung dari kepergian Hobbes dari Inggris menuju Perancis adalah debat yang terjadi di parlemen pada tanggal 7 November 1640. Di sana, para anti-monarki mulai menyuarakan penentangan terhadap orang-orang yang pro-monarki dan mendukung kekuasaan absolut. Karena Hobbes kuatir akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan bukunya yang berjudul "Elemen-Elemen Hukum", akhirnya ia pergi ke Paris.
Di Paris, Hobbes dapat dengan cepat menyatu dengan situasi intelektual di sana karena dibantu oleh rekannya Mersenne.Pada tahun 1642, Mersenne juga membatu penerbitan karya Hobbes "De Cive".
Melalui buku tersebut, Hobbes mengukuhkan diri sebagai penulis dalam bidang politik yang memiliki reputasi di seluruh Eropa. Melalui Mersenne juga, Hobbes dapat berkenalan dengan para filsuf dan ilmuwan Perancis.
Selama periode 1640-an, Hobbes lebih banyak memberikan perhatian kepada fisika, metafisika, dan teologi ketimbang filsafat politik.Pada tahun 1642-1643, Hobbes menulis karya yang melawan pandangan seorang filsuf Aristotelian Katolik yang bernama Thomas White.[4] Pada tahun 1645, Hobbes berpolemik dengan seorang  teolog Gereja Anglikan yang  bernama John Bramhall mengenai hakikat kehendak bebas.
Pada tahun 1646, Hobbes diminta untuk menjadi pengajar matematika bagi Pangeran Charles II, anak dari Raja Charles I. Pekerjaan tersebut membawa Hobbes berhubungan lebih intensif dengan para politisi, pejabat istana, dan pejabat-pejabat gerejawi, yang semuanya merupakan pihak-pihak yang pro-monarki. Situasi tersebut membuat Hobbes kembali memasuki bidang politik.Pada tahun 1651 (April) Karya Hobbes yang berjudul "Leviathan" diterbitkan di Inggris dengan bantuan seorang temannya.
Pada tahun 1648, Hobbes mulai merencanakan untuk kembali ke Inggris. Disebabkan oleh situasi politik Inggris telah berubah karena Raja Charles I telah dieksekusi pada tahun 1649. Buku hasil karya Hobbes yang berjudul "Leviathan"  dapat dilihat sebagai pergeseran pandangan politik Hobbes ke arah yang lebih netral, sebab di situ ia tidak lagi dengan terang-terangan mengakui bahwa  dirinya pro-monarki, melainkan berbicara soal kekuasaan saja.Sebaliknya, pandangan Hobbes soal agama di dalam buku "Leviathan" membuat Hobbes memiliki masalah dengan orang-orang di sekitar Charles II, khususnya kaum agamawan. Hobbes terancam untuk dibawa ke pengadilan oleh para pejabat gerejawi Perancis.
Pada tahun 1651, Hobbes melarikan diri dari Perancis menuju Inggris karena permasalahan yang dihadapinya. Sepulangnya ke Inggris, Hobbes ke pekerjaannya dahulu yakni menjadi pengajar di keluarga bangsawan. Nama buruk yang akan diterima Hobbes karena "Leviathan" tidak dengan segera muncul di Inggris. Kebanyakan pembaca awal dari buku tersebut cukup terkejut dengan isinya tentang agama, namun tidak segera mengomentarinya.
Pada era 1660-an, Hobbes mendapat tekanan dari pihak agamawan karena pandangannya tentang agama.Pada awal tahun 1660-an ada rumor yang mengatakan beberapa Uskup Gereja Anglikan akan menetapkan pandangan Hobbes sebagai sesat. Selain itu pada tahun 1666, komite Dewan Rakyat (House of Commons) didesak untuk menginvestigasi buku "Leviathan".
Pada akhir dekade 1660-an Hobbes merespons tekanan yang muncul dengan menerbitkan tulisan-tulisan yang secara terbuka mempertahankan dirinya dari segala kritik mengenai keimanan Hobbes. Beberapa tulisan tersebut, termasuk biografi singkat Hobbes, adalah "Mempertimbangkan Ulang Tuan Hobbes”, dan sebuah karya tentang polemik sejarah gereja dalam bahasa Latin berjudul "Historia ecclesiastica" pada tahun 1688.
Akhir Hidup
Pelbagai publikasi yang dilakukan Hobbes (dengan ditambah karya-karya lain tentang matematika dan terjemahan Iliad dan Odyssey karya Homeros dalam bahasa Inggris) membuktikan produktivitas Hobbes pada usia yang semakin lanjut.
Saat Hobbes berusia 63 tahun ketika "Leviathan" diterbitkan, dan ia terus menulis hingga umur 91 tahun ketika ia meninggal. Hobbes hidup bersama keluarga Cavendish yang memberinya perlindungan dam keamanan. Kemudian saat Charles II, mantan muridnya, mendapatkan kekuasaan di Inggris, Hobbes mendapat pengampunan karena ia lari ke Inggris dan berpihak ke kubu anti-monarki.
Kendati Hobbes memiliki pengikut setia di Inggris, namun ia lebih dihormati dan memiliki pengaruh di Perancis. Ia dianggap sebagai salah satu filsuf terbesar yang pernah ada dan buku "Leviathan" yang ditulisnya menjadi terkenal di sana.
Hobbes meninggal pada tanggal 4 Desember 1679. Ia mengidap sakit serius sejak bulan Oktober dan seminggu sebelum meninggal ia terkena stroke. Hobbes dimakamkan di Hault Hukcnall, dekat Hardwick Hall. Di atas batu nisannya, terdapat perkataan yang ditulis oleh Hobbes sendiri: "Dia dalah seorang ahli dan karena reputasinya dalam banyak ilmu ia dikenal luas baik di dalam negeri maupun luar negeri."

2.2 Pemikiran dan Pandangan Politik Thomas Hobbes
Hobbes merupakan sosok filsuf yang tumbuh di bawah prahara politik sosial pada masa itu. Politik yang penuh anarkhis di abad ke-17, dimana adanya perang dan konspirasi baik karena agama maupun  perang sipil yang berkecamuk di Inggris. Ia sendiri melukiskan dirinya identic dengan ketakutan itu : fear and I, Hobbes said, were born together[5] dimana dia melukiskan dirinya yang lahir bersamaan dengan rasa ketakutan didalam dirinya kerena kondisi Inggris yang sangat mencekam pada masa itu. Adanya tuntutan yang keras agar terjadinya perubahan disemua bidang diantaranya dalam bidang intelektual, falsafah dan bidang ilmu pengetahuan  serta politik, pada saat tuntutan keras inilah Hobbes hadir sebagai seorang filsuf dan pemikir besar di Inggris.
Pada usia 22 tahun, Hobbes mulai memberikan pendidikan pada seorang bangsawan dan anaknya, yakni keluarga bangsawan  Earl of Devonshire  yang kemudian membiayainya untuk berkeliling eropa[6]. Karena mengajar inilah sehingga membuat Hobbes dapat berkeliling Eropa dan bertemu dengan tokoh dan pemikir hebat di Eropa Barat.yang sedikit banyak mempengaruhi pemikiran Thomas Hobbes.
Thomas Hobbes adalah orang pertama di abad ke-17 yang mengikuti aliran Empirisme, dimana meletakkan pengalaman sebagai sumber  pengenalan akan tetapi tidak berarti rasionalisme sama sekali ditolak.[7] Pengalaman adalah awal dari segala ilmu pengetahuan dimana pengalaman yang memberi jaminan kepastian. Kata-katapun harus diuji dengan pengalaman, jadi jika tedapat kata-kata abstrak berarti kata- kata tersebut tidak mengacu pada hakikat universal.
Hobbes menyusun sebuah sistem dengan lengkap, dia berpangkal terhadap empirisme secara konsekuen. Ia merujuk kepada dasar- dasar empiris tetapi ia juga menerima metode yang matematis dari ilmu alam. Ia telah mempersatukan empirisme dengan rasionalisme matematis. Dimana dipersatukan dalam bentuk suatu filsafat materialistis yang konsikuen pada  zaman modern. Baginya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek atau akibat atau tentang penampakan yang sedemikian seperti yang kita peroleh dengan merasionalisasikan pengetahuan yang semula kita miliki dari sebab sebabnya, lagipula dari sebab yang sedemikian seperti yang dapay dimiliki dari mengetahui terlebih dahulu akibat-akibatnya.[8]
Ujung tombak sebuah filsafat berupa pengamatan fakta-fakta, mecari sebab-sebabnya merupakan maksud dari filsafat. Sedangkan peralatannya adalah pengertian yang diungkapkan berupa kata-kata yang menggambarkan fakta-fakta tersebut. Di dalam penelitian diberikan fakta dalam bentuk pengertian pada kesadaran kita. Sasaran ini didapat dengan pengertian ruang, waktu bilangan dan gerak yang diamati pada benda yang bergerak. Pada pandangan hobbes tidaklah nyata semua yang diamati pada benda, melainkan gerak dari bagian bagian kecil sebuah benda dan sifat benda ditunjukan oleh gejala yang ada pada benda.
Hobbes adalah seorang materialis pertama dalam filasafat modern. Ia seorang meterialis dibidang ajaran “yang ada”.[9] Hobbes menagandung meterialisme dimana semua yang ada bersifat bendawi. Maksudnya adalah tidak tergantung kepada gagasan yang kita miliki. Kejadian adalah sebuah gerak yang berlangsung karena keharusan, segala objek didalam dunia luar bersandar kepada proses tanpa pendukung yang berdiri sendiri, dimana manusia tidak lebih suatu bagian alam bendawi yang mengelilinginya. Dimana azas pertama kenyataan adalah materi dan gerak, dengan konsep materi dan gerak ini, Hobbes ingin menegaskan bahwa konsep spiritual tidak relevan bagi filsafat karena tidak terdapat dalam pengalaman kita.[10]
Menurut Hobbes jiwa adalah komplex dari proses mekanis dari dalam tubuh atau bukanalah pembawaan melainkan hasil perkembangan karena kerajinan. Ikhtiar adalah suatu awal gerak yang kecil jika diarahkan kepada suatu keinginan  dan jika diarahkan untuk meninggalkan sesuatu yang disebut keengganan atau kebencian. Kehendak bukanlah suatu yang berbeda dengan keinginan dan kehendak, tetapi hal yang sama denagn itu, namun yang terkauat jika terjadibentrokan-bentrokan dimana Hobbes tidak mengakui adanya kehendak bebas.[11] Maksudnya adalah tidak adanya kebebasan memilih, karena pilihan ditentukan oleh sebuah reaksi yang didasarkan pada alamiah yang disebut juga dengan determinisme psikologis. Untuk konsep manusia, menurutnya manusia adalah makhluk yang ingin mndapatkan kesejahteraan individual  dan menghindarkan kesengsaraaan, dan merupakan makhluk yang antisosial karena untuk memperoleh kesejahteraan akan bertabrakan dengan keinginan orang lain sehingga akan memperebutkan hal-hal untuk sebuah kesejahteraan dan mempertahankan kekuasaan.sehingga akan timbul egoisme diantara masyarakat. Jika masyarakat yang digambarkan Hobbes adalah egois dan anti sosial bagaimana manusia bias hidup sejahtera oleh karena itu Hobbes mengeluarkan konsep bahwa semua masyarakat harus diatur oleh suatu penguasa yang berkuasa mutlak.
Konsep Hobbes tentang Negara jauh lebih modern dibandingkan dengan teori dari filsuf sebelumnya, sehingga namanya besar karena konsep negaranya ini.[12] Dimana dalam menjalankan kehidupan masyarakat atau warga Negara akan sering terjadi bentrokan-bentroka yang akan menimbulkan kehancuran, oleh karena itu warga Negara harus patuh terhadap penguasa. Dimana penguasa harus mementingkan perdamaian dan perlindungan  . penguasa berhak mengatur semua hak,hukum serta hukum moral. Negara harus kuat, bila lemah akan terjadi anarkhi,meletusnya perang sipil dan mengakibatkan kekuasaan terbelah.[13] akan tetapi bila tindakan penguasa menimbulkan penderitaan terhadap warga Negara maka rakyat berhak memberontak penguasa. Jika dikaji dalam bentuk pemerintahan sebuah Negara Hobbes lebih memihak kepada pemerintahan yang ditangan raja yang diperbantukan oleh dewan yang terampil.Hobbes kurang memihak pada bentuk pemerintahan majelis, karena nantinya peran politik akan terbagi-bagi karena banyak yang diikutsertakan dalam proses politik sehingga kesepakatan politik sulit untuk dicapai.[14]. Hobbes juga menolak menjalankan Negara dengan system politik yang demokratis karena akan terjadi pembagian kekuasaan dan pemisahan kekuasaan yang nantinya akan membuat Negara menjadi tidak solid.
Hobbes dikenal sebagai salah seorang perintis kemandirian filsafat.[15] Dia berpendapat bahwa pada zaman renaissans kebanyakan filsuf sukar untuk membedakan antara filsafat dari teologi, dimana Hobbes menegaskan bahwa suatu filsafat tidak berurusan dengan teologis, melainkan objek dari filsafat itu sendiri adalah objek lahiriah yang bergerak disertai dengan ciri-cirinya. Hal-hal lain seperti tuhan dan malaikat harus disingkirkan dari bidang filsafat. Dia beranggapan bahwa pengetahuan merupakan kekuasaan dari manusia untuk menaklukan alam. Berdasarkan anggapannya tersebut Hobbes mengesahkan 4 bagian didalam filsafat[16].
1.      Geometri yaitu refleksi atas benda dalam ruang.
2.      Fisika yaitu refleksi atas hubungan benda yang timbal balik dan gerak dari benda tersebut.
3.      Etika atau disebut psikologi yaitu refleksi atas hasrat , perasaan serta gerak mental manusia.
4.      Politik yaitu refleksi atas institusi-institusi sosial
Dimana keempat bagian filsafat ini saling berkaitan misalnya pada kehidupan politik, dianggap berhubungan dengan kehidupan  mental yang kemudian berkaitan dengan fisik manusia.dimana masyarakat dan manusia bias dikembalikan pada gerak dan materi fisika.
            Pandangan Hobbes mengenai agama yaitu  hanya turut berperan sebagai sarana control sosial dimana agama berporos pada rasa takut manusia sehingga rasa takut tersebut dapat menciptakan ketertiban dengan kata lain rasa takut dan percaya terhadap agama dapat dijadikan alat untuk menciptakan masyarakat lebih patuh dan taat terhadap penguasa karena agama termasuk kedalam pengawasan penguasa yang dilakukan untuk menjaga ketentraman dan untuk mempertahankan posisi penguasa.

2.3 Karya-karya Thomas Hobbes
Karya-karya yang diciptakan Hobbes cukup banyak meskipun Hobbes sendiri adalah seorang ilmuwan dan pemikir yang ahli dalam bidang ilmu matematika, sains dan seorang filsuf politik. Karya Hobbes antara lain adalah Leviathan atau commonwealth tahun 1651 mengenai kekuasaan untuk menjadikan manusia hidup secar aman dan damai. Kemudian adalah Elements of law untuk menjawab persoalan kekuasaan absolute, karya De Cive tahun 1640 tentang kewarganegaran dengan filsafat moral dan politik. Sedangkan karya dalam bidang fisika dan optik diterbitkan pada tahun 1644 yang berjudul Cogitata physico-mathematica, Universae, De Homine tahun 1657, dan Behemoth tahun 1682.



Leviathan
[17]Leviathan or The Matter, Forme and Power of a Common Wealth Ecclesiasticall and Civil — biasanya disebut Leviathan saja — adalah buku yang ditulis oleh Thomas Hobbes (1588-1679) dan diterbitkan pada tahun 1651. Judulnya berasal dari monster Leviathan dalam kitab suci. Penerbitnya adalah Andrew Crooke. Buku ini merupakan salah satu karya klasik yang terkenal dan sejajar dengan The Prince karya Machiavelli.
Leviathan ditulis pada masa Perang Saudara Inggris (1642–1651). Buku ini berbicara tentang struktur masyarakat, pemerintahan resmi, dan kontrak sosial.[1] Hobbes mendukung kontrak sosial dan kekuasaan oleh penguasa yang absolut. Ia menulis bahwa kekacauan atau perang saudara hanya bisa dihindari dengan mendirikan pemerintahan pusat yang kuat.
Ulasan Karya Thomas Hobbes
Pada tahun 1640, Thomas Hobbes membuat naskah mentah tentang the elements of law. Kemudian pada tahun 1942, ia membuat sebuah buku berjudul “De Cive” yang mana merupakan karya filsafat politk pertamanya. Namun, pada tahun 1951, ia membuat sebuah karya masterpiecenya yang paling populer dikalangan dunia sebagai filsafat  politik umum pertama filsuf Inggris, yakni sebuah buku berjudul Leviathan.
Dalam Leviathan, Hobbes menyebutkan bahwa secara umum kuasa seorang manusia adalah saripati dari segala bentuk fasilitas yang dipakai untuk meraih tujuan kedepan.. Kuasa dipandang sebagai instrumen yang operasional dalam pencapaian kehendak-kehendak manusia. Bentuk formal kekuasaan tersebuat bisa berupa natural dan artifisial. Kekuasaan natural berdasarkan pada ciri-ciri istimewa dari tubuh atau pikiran manusia, misalnya pada kekuatan bentuk tubuhnya, kecerdasan pikirannya, ketrampilan tangannya, kefasihannya dalam berbicara, kemurahan hatinya, dan juga keningratannya. Sementara itu kekuasaan artifisial mencakup sarana-sarana dan alat-alat untuk meningkatkan kuasanya yang didapat lewat keistimewaan maupun keberuntungan, mislanya kekayaan, nama baik, kawan-kawan, dan pertolongan Tuhan yang tak nampak. Namun selain memandang kuasa sebagai hal yang operasional dan formal, hobbes juga mendefinisikan kuasa secara substansial. Menurutnya, hakikat kuasa ibarat  rasa lapar, makin lama ia dibiarkan, makin besarlah dia.
Hobbes berpendapat bahwa manusia dalam keadaan alamiah bukanlah makhluk yang gemar bersosialisasi dengan sesamanya. Manusia dipenuhi oleh nafsu dan hasrat untuk berkompetisi. Oleh sebab itu muncullah sebuah adagium “homo homini lupus, bellum omnium contra omnes” yang artinya manusia bisa menjadi serigala bagi manusia lainnya. Hobbes  berpendapat bahwa terbentuknya sebuah Negara atau kedaulatan pada hakikatnya sebuah kontrak atau perjanjian sosial. Dalam perjanjian itu juga disepakati untuk tidak saling menyerang dan hidup mematuhi undang-undang. Hanya ada satu hak yang tidak diserahkan kepada Negara, hak mempertahankan diri. Perjanjian tersebut dilakukan antara individu dengan individu, bukan individu dengan Negara. Jadi Negara bebas dari keterikatan janji. Negara bebas melakukan apapun yang dikehendakinya, terlepas apakah sesuai atau tidak dengan kehendak individu. Negara versi Hobbes tidak memiliki tanggungjawab apapun terhadap rakyat.
Negara kekuasaan yang memiliki sifat-sifat Leviathan adalah kuat, kejam dan ditakuti. Merupakan pemecahan masalah terbaik untuk menghadapi persoalan itu. Kepatuhan total merupakan esensi utama Negara kekuasaan. Hobbes memang tidak mengemukakan secara jelas menegenai bentuk Negara terbaik, bagi hobbes bentuk Negara apapun baik, asal kekuasaannya tidak terbagi-bagi. Dengan logika yang sama Hobbes juga tidak setuju dengan Negara demokrasi, karena demokrasi menuntut adanya pluralism politik, kekuasaannya terbelah, dan menurut Hobbes itu yang menjadi cikal bakal terjadinya konflik kekuasaan. Dan masih menurut Hobbes, monarki absolute dengan hanya memiliki seorang penguasa adalah bentuk Negara terbaik. Sebab Negara dengan seorang penguasa akan bisa tetap konsisten dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya. Untuk menunjang kekuasaannya, seorang penguasa monarki absolute memiliki hak-hak istimewa.
Ajaran Hobbes tentang absolutism Negara danperan instrumental agama ini mendukung monarkisme. Hobbes mendukung bahwa raja harus memiliki kekuasaan mutlak atas rakyatnya. Baginya, demokrasi itu lemah, keropos, dan hanya bisa dilakukan di negara-negara kecil. Dalam negara yang besar pemerintahan haruslah absolut agar tidak terjadi kekacauan dan ketidak stabilan politis. Negara itu benar-benar sang Leviathan, binatang purbaitu yang mengarungi samodra raya dengan perkasa, tanpa menghiraukan siapapun. Kekuasaannya mutlak. “Siapa yang diserahi  kekuasaan tertinggi, tidak terikat pada hukum negara (karena itu akan berarti bahwa ia berkewajiban terhadap dirinya sendiri) dan tidak memiliki kewajiban terhadap seorang warga negara. Masyarakat hanya tinggal menerima, atas dasar norma-norma moral dan keadilan pun Negara tidak dapat dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Karena apa yang harus dianggap adil ditentukan oleh Negara sendiri. Maka menurut Hobbes Negara tidak dapat bertindak dengan tidak adil.

2.4 Thomas Hobbes dan Hubungannya dengan Tokoh Pemikir Lainnya
            Pemikiran Hobbes tentang politik tidak terlahir begitu saja. Selain dari proses pemikirannya yang panjang dan mendalam, juga dipengaruhi oleh tokoh-tokoh pemikir lainnya. Buah hasil pemikirannya pun tidak hanya berhenti sampai disini, pemikirannya juga memengaruhi tokoh-tokoh era setelahnya. Maka dari itu, relasi antar tokoh pemikir politik Barat juga perlu kita cermati.
            Sebelum berkecimpung dalam pemikirannya tentang politik, jauh sebelum itu Thomas Hobbes akrab dengan tokoh-tokoh ilmuwan dari beberapa negara di Eropa Barat dalam ekspedisinya ketika umur 22 tahun. Tokoh-tokoh yang dikenalinya diantaranya adalah Rene Descartes, Galileo Galilei, W. Harvey, dan Francis Bacon.[18]
            Disini dapat kita lihat kecerdasan dan cemerlangnya seorang Thomas Hobbes, meskipun berkenalan dengan para ilmuwan yang menggeluti di bidang ilmu eksakta, namun ilmu pasti yang sedikit ia pelajari dari tokoh tersebut justru dapat melahirkan pemikiran tentang politik dan negara.
            Awal mula Hobbes mulai dipengaruhi yaitu oleh Francis Bacon yang juga berkebangsaan Inggris. Menurutnya, penalaran dan pemikiran yang empiris sangat diperlukan dalam sudut pandang menilai sesuatu. Akan tetapi Hobbes lebih cendrung kepada pemikiran yang lebih masuk akal atau rasional.
Hobbes menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia terjadi atas hukum mekanisme yang sudah pasti. Sama halnya dengan manusia dan segala aspek kehidupannya. Jadi sekompleks apapun kejadian manusia di bumi sebenarnya dapat dipahami karena sudah sesuai dengan mekanisme yang ada, dan tentu saja mekanisme tersebut juga rumit dan kadang dapat berubah-ubah.
            Kemudian seorang filsuf dan matematikawan berkebangsaan Perancis turut memengaruhi pemikiran Hobbes. Yaitu Rene Descartes yang pernah mengasingkan diri ke daerah terpencil di Perancis hanya untuk menekuni geometri. Dan geometri pula lah yang menginspirasi Hobbes dalam mengemukakan pendapatnya bahwa geometri mampu menghasilkan model pengetahuan sistematika yang ideal, disamping pengaruh kepadanya tentang bagaimana memengaruhi manusia.
            Galileo Galilei yang namanya sudah tidak asing lagi di bidang astronomi turut memengaruhi pemikiran Thomas Hobbes. Hobbes bertemu dengan Galileo ketika berada di Florence. Dan sebelumnya sekitar tahun 1620, Hobbes bekerja selama beberapa waktu sebagai sekretaris Francis Bacon.
Hobbes belajar bagaimana pendekatan dalam mempelajari manusia dan masyarakat yang diolah dari bagaimana Galileo berpikir dalam memahami alam semesta. Menekankan hubungan antara pandangan umum Hobbes tentang metode dan tradisi berfikir dan metode dalam geometri.[19]
            Hobbes saat itu benar-benar terpengaruh oleh yang namanya The New Deterministic Science Of The Age(Galileo, Newton, Boyle, Hooke) dan dengan matematika yang merupakan ilmu pasti. Hobbes sangat tertarik dalam membangun model alam semesta yang benar-benar mekanis. Lalu kemudian ketika mengunjungi Galileo, ia percaya bahwa dunia fisik secara keseluruhan dapat dijelaskan dengan pergerakan ilmu pengetahuan yang baru. Dan lebih lanjut, Hobbes percaya bahwa tubuh manusia juga dapat dijelaskan sebagai sistem yang dinamis, sebagaimana cara kerja pikiran dan masyarakat sipil.[20] Maksudnya adalah manusia dengan akalnya dapat berpikir secara rasional untuk bertindak sesuai pada nilai dalam masyarakat.
            Kemudian salah satu tokoh yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran Thomas Hobbes adalah pemikiran Niccolo Machiavelli yang merupakan seorang filsuf dan ahli politik asal Italia. Salah satu karya Machiavelli yang paling terkenal dan paling berpengaruh adalah The Prince (1932) yang berisikan tentang metode mendapatkan dan mengamankan kekuasaan politik. Meskipun dipengaruhi oleh pemikiran Machiavelli, Hobbes memiliki pola pikirnya tersendiri.
Hobbes juga memiliki banyak karya dan salah satu maha karyanya adalah buku berjudul Leviathan or The Matter, Forme and Power of a Common Wealth Ecclesiasticall and Civil atau biasa disebut Leviathant saja. Secara umum, dijelaskan bahwa Hobbes sangat mendukung terhadap sistem kontrak sosial dan kekuasaan pemerintahan yang absolut, karena menurutnya dengan membangun pemerintahan yang kuat dan terpusat dapat menghindari segala bentuk kekacauan.
Perbandingan antara keduanya pun dapat terlihat jelas dari metode yang dipakai dalam melihat sudut pandangnya terhadap politik. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah fakta bahwa Hobbes adalah seorang sarjana dan tujuannya adalah menempatkan politik berpijak pada ilmu pengetahuan / ilmiah. Oleh karena itu ia menggunakan pendekatan logis dan rasional yang ketat untuk karyanya. Sebaliknya, Machiavelli adalah tipe orang yang senang untuk langsung melakukan tindakan di lapangan, terutama ketika ia bekerja sebagai pegawai sipil untuk Republik Florentin.
Machiavelli menjelaskan hasil pengamatannya tentang bagaimana orang benar-benar berperilaku,namun bukan cara mereka harus berperilaku dalam segi hipotetis dan tidak berwujud. Metode Machiavelli justru lebih menunjukkan realitas yang ada di masyarakat. Ini adalah perbedaan dalam metodologi, yang akhirnya mendasari perbedaan keyakinan politik dua orang tersebut.
Pemikiran Politik Hobbes dirancang untuk membuat analisis politik yang lebih ilmiah. Hobbes menyajikan pandangannya tentang metode filosofis, matematika, geometri, fisika, dan sifat manusia. Ia percaya bahwa jika politik dianalisis dari perspektif ilmiah akan lebih mudah untuk ditarik kesimpulan/tujuan yang akhirnya dapat mengarah kepada negara yang damai.[21]
Selain dipengaruhi oleh beberapa pemikiran dan tokoh-tokoh filsuf lainnya, pemikiran Hobbes juga memengaruhi tokoh yang lain setelahnya. Salah satunya adalah Joseph Butler, karena Hobbes yang beraliran empirisme dan konsep manusia dari perspektif empirisme-materialisme, menginspirasi Joseph dalam filsafat moral. Jospeh Butler kemudian menjadi seorang ahli teologi dan menjadi uskup di sebuah gereja Anglikan.







BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
                   Thomas Hobbes adalah salah satu tokoh pemikir politik barat dan filsuf pada masa renaissans yang lahir pada tanggal 5 april di Malmesbury tahun 1588. Hobbes melanjutkan pendidikannya ke Oxford University dan berhasil meraih gelar BA (Baccalaureus Artium).Hobbes juga menghasilkan beberapa karya diantaranya adalah De Cive (1642), De Homine (1658), De Corpore (1655), dan mahakaryanya adalah Leviathan (1651).
Thomas Hobbes merupakan pemikir politik barat yang yang beraliran empirisme dimana sumber segala ilmu pengetahuan adalah pengalaman . Hobbes adalah seorang materialis pertama dalam filasafat modern.Hobbes menagandung meterialisme dimana semua yang ada bersifat bendawi.pandangan Hobbes mengenai manusia adalah makhluk anti sosial yang sangat mengupayakan kesejahteraan dan menghindarkan kesengsaraan sehingga untuk mencapai keadaan yang sejahtera akan terjadi bentrok sesama manusia.oleh karena itu dibutukan penguasa yang berkuasa secara mutlak untuk menciptakan perdamaian.
Pemikiran Hobbes tidak terlepas dari pengaruh pemikiran tokoh lainnya. diantaranya adalah Rene Descartes, Galileo Galilei, Harvey, dan Francis Bacon yang ia kenali ketika melakukan ekspedisi ke eropa barat pada umur 22 tahun. Selain itu, Niccolo Machiavelli dengan karyanya yang berjudul The Prince turut menginspirasi Hobbes dalam membuat buku Leviathan.
           

3.2 Saran
                   Dalam tulisan ini, penyusun memberikan saran yaitu agar para pembaca dapat lebih mengenali tokoh pemikir dan memahami isi pemikirannya. Sehingga kita dapat berpikir lebih mendalam dan kritis mengenai politik yang berkembang di Dunia Barat.
                       


Daftar Pustaka
Buku
Hadiwijono, Harun. 1994. Sari Sejarah Filsafat Barat 2.Yogyakarta: Kanisius.
Hardiman, Budi. 2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern.
Jakarta: Erlangga.
Noer,Deliar. 1999.Pemikiran Politik Barat Di Negara Barat. Bandung: Mizan.
Petrus, Simon. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius.
Suhelmi, Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Syam, Firdaus. 2007.Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Bumi Aksara.

Situs Web
http://plato.stanford.edu/entries/hobbes/, diakses pada tanggal 13 April 2017, 22:18.
http://www.philosophybasics.com/philosophers_hobbes.html, diakses pada tanggal  26 Maret,  
00:40.


[1]Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 227-236
[2]Syam Firdaus, Pemikiran Politik Barat, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal. 115
[3]Noel Malcolm. 2006. "A Summary Biography of Hobbes". In The Cambridge Companion to Hobbes. Tom Sorell, ed. 13-44. London: Cambridge University Press.
[4]Deliar Noer, Pemikiran Politik Barat Di Negara Barat, Jakarta, Bandung, Mizan, 1999, hlm. 103
[5]Firdaus syam, Pemikiran Politik Barat;kajian sejarah, filsafat,ideology dan pengaruhnya terhadaop dunia ke-3, Jakarta, Bumi Aksara, 2010 , hlm, 115-116
[6]ibid
[7]Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Yogyakarta,penerbit :Kanisius, hal 31-32
[8]Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, , Yogyakarta,penerbit :Kanisius, hal 32
[9]Ibid
[10]F. Budi Hardiman, pemikiran-pemikiran yang membentuk dunia modern, Jakarta, penerbit :Erlangga, hlm 59
[11]Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2,Yogyakarta,penerbit :Kanisius, hal 33
[12]Ibid hal 34-35
[13]Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007, Hal. 165.
[14]Firdaus syam, Pemikiran Politik Barat;kajian sejarah, filsafat,ideology dan pengaruhnya terhadaop dunia ke-3, Jakarta, Bumi Aksara, 2010 , hlm, 124
[15]F. Budi Hardiman, pemikiran-pemikiran yang membentuk dunia modern, Jakarta, penerbit :Erlangga, hlm 58
[16]Ibid halaman 59
[18]Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ke-3, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, hlm. 116.
[19]http://plato.stanford.edu/entries/hobbes/, diakses pada tanggal 13 April 2017, 22:18.
[20]http://www.philosophybasics.com/philosophers_hobbes.html, diakses pada tanggal  26 Maret, 00:40.

Kumpulan Cheat GTA Di PS 2




Cheat GTA PS2




Kiamat
L2, kanan, L1, segitiga, kanan, kanan, R1, L1, kanan, L1, L1, L1

Manusia 1/2 dewa
bawah, X, kanan, kiri, kanan, R1, kanan, bawah, atas, segitiga

Uang, darah, tameng
R1, R2, L1, X, kiri, bawah, kanan, atas, kiri, bawah, kanan, atas

Lompat tinggi
atas, atas, segitiga, segitiga, atas, atas, kiri, kanan, kotak, R2, R2

Pukulan maut
atas, kiri, X, segitiga, R1, bulat, bulat, bulat, L2

Bernafas dalam air
bawah, kiri, L1, bawah, bawah, R2, bawah, L2, bawah

Senjata 1
R1, R2, L1, R2, kiri, bawah, kanan, atas, kiri, bawah, kanan, atas

Senjata 2
R1, R2, L1, R2, kiri, bawah, kanan, atas, kiri, bawah, bawah, kiri

Senjata 3
R1, R2, L1, R2, kiri, bawah, kanan, atas, kiri , bawah, bawah, bawah

Dua senjata
bawah, kotak, X, kiri, R1, R2, kiri, bawah, bawah, L1, L1, L1

Peluru tak terbatas
L1, R1, kotak, R1, kiri, R2, R1, kiri, kotak, bawah, L1, L1

Rekrut
bawah, kotak, atas, R2, R2, atas, kanan, kanan, atas

Bunuh diri
kanan, L2, bawah, R1, kiri, kiri, R1, L1, L2, L1

Kurus
segitiga, atas ,atas, kiri, kanan, kotak, bulat, kanan

Gendut
segitiga, atas ,atas, kiri, kanan, kotak, bulat, bawah

Kekar
segitiga, atas, atas, kiri, kanan, kotak, bulat, kiri

Dikelilingi pel@cur
kotak, kanan, kotak, kotak, L2, X, segitiga, X, segitiga

Suasana pantai
atas, atas, bawah, bawah, kotak, bulat, L1, R1, segitiga, bawah

Badut
segitiga, segitiga, L1, kotak, kotak, bulat, kotak, bawah, bulat

Elvis
L1, bulat, segitiga, L1, L1, kotak, L2, atas, bawah, kiri

Yakuza
X, X, bawah, R2, L2, bulat, R1, bulat, kotak

Nascar 1
bawah, R1, bulat, L2, L2, X, R1, L1, kiri, kiri

Nascar 2
R1, bulat, R2, kanan, L1, L2, X, X, kotak, R1

Nascar 3
R2, L1, bulat, kanan, L1, R1, kanan, atas, bulat, R2

 
 Mobil golf
bulat, L1, atas, R1, L2, X, R1, L1, bulat, X

Buldoser
R2, L1, L1, kanan, kanan, atas, atas, X, L1, kiri

Mobil sherif
atas, kanan, kanan, L1, kanan, atas, kotak, L2

Mobil orang kaya
R2, atas, L2, kiri, kiri, R1, L1, bulat, kanan

Tanker
R1, atas, kiri, kanan, R2, atas, kanan, kotak, kanan, L2, L1, L1

Mobil romero
bawah, R2, bawah, R1, L2, kiri, R1, L1, kiri, kanan

Truk sampah
bulat, R1, bulat, R1, kiri, kiri, R1, L1, bulat, kanan

Motor roda empat
kiri, kiri, bawah, bawah, atas, atas, kotak, bulat, segitiga, R1, R2

Boat amphibi
segitiga, segitiga, kotak, bulat, X, L1, L2, bawah, bawah

Mobil monster

kanan, atas, R1, R1, R1, bawah, segitiga, segitiga, X, bulat, L1, L1

Tank
bulat, bulat, L1, bulat, bulat, bulat, L1, L2, R1, segitiga, bulat, segitiga

Helikopter tempur
bulat, X, L1, bulat, bulat, L1, bulat, R1, R2, L2, L1, L1

Pesawat jet
segitiga, segitiga, kotak, bulat, X, L1, L1, bawah, atas

Pesawat stunt
bulat, atas, L1, L2, bawah, R1, L1, L1, kiri, kiri, X, segitiga

Parasut
kiri, kanan, L1, L2, R1, R2, R2, atas, bawah, kanan, L1

Jetpack
kiri, kanan, L1, L2, R1, R2, atas, bawah, kiri, kanan

Semua mobil berwarna hitam

bulat, L2, atas, R1, kiri, X, R1, L1, kiri, bulat

Semua mobil berwarna pink

bulat, L1, bawah, L2, kiri, X, R1, L1, kanan, bulat

Semua mobil jadi jelek

L2, kanan, L1, atas, X, L1, L2, R2, R1, L1, L1, L1

Semua mobil jadi mewah

kanan, R1, atas, L2, L2, kiri, R1, L1, R1, R1

Semua mobil desa

L1, L1, R1, R1, L2, L1, R2, bawah, kiri, atas

Semua mobil transparan
segitiga, L1, segitiga, R2, kotak, L1, L1

Semua kendaraan hancur
R2, L2, R1, L1, L2, R2, kotak, segitiga, bulat, segitiga, L2, L1

Nos
kiri, segitiga, R1, L1, atas, kotak, segitiga, bawah, bulat, L2, L1, L1

Mobil kebal
L1, L2, L2, atas, bawah, bawah, atas, R1, R2, R2
   

Mobil melambung
kotak, R2, bawah, bawah, kiri, bawah, kiri, kiri, L2, X

Mobil terbang
kotak, bawah, L2, atas, L1, bulat, atas, x, kiri

Mobil berjalan di atas air
kanan, R2, bulat, R1, L2, kotak, R1, R2

Boat terbang
R2, bulat, atas, L1, kanan, R1, kanan, atas, kotak, segitiga

Sepeda lompat tinggi
segitiga, kotak, bulat, bulat, kotak, bulat, bulat, L1, L2, L2, R1, R2
 
 
Bintang enam
bulat, kanan, bulat, kanan, kiri, kotak, X bawah

Mengurangi wanted level
R1, R1, bulat, R2, atas, bawah, atas, bawah, atas, bawah

Menaikkan wanted level
R1, R1, bulat, R2, kanan, kiri, kanan, kiri, kanan, kiri

Kunci polisi
bulat, kanan, bulat, kanan, kiri, kotak, segitiga, atas

Pengemudi agresif
kanan, R2, atas, atas, R2, bulat, kotak, R2, L1, kanan, bawah, L1

Trafik agresif
R2, bulat, R1, L2, kiri R1, L1, R2, L2

Rambu lalu lintas hijau
kanan, R1, atas, L2, L2, kiri, R1, L1, R1, R1

Waktu berjalan cepat
bulat, bulat, L1, kotak, L1, kotak, kotak, kotak, L1, segitiga, bulat, segitiga

Gerakan cepat
segitiga, atas, kanan, bawah, L2, L1, kotak

Gerakan lambat
segitiga, atas, kanan, bawah, kotak, R2, R1

Membidik sambil mengemudi
atas, atas, kotak, L2, kanan, x, R1, bawah, R2, bulat

Skill mengemudi maksimum
kotak, L2, X, R1, L2, L2, kiri, R1, kanan, L1, L1, L1

Respek maksimum
L1, R1, segitiga, bawah, R2, X, L1, atas, L2, L2, L1, L1

Pagi
R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, kotak

Malam
R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, segitiga

Selalu tengah malam
kotak, L1, R1, kanan, X, atas, L1, kiri, kiri

Geng berkuasa
L2, atas, R1, R1, kiri, R1, R1, R2, kanan, bawah

Nyepi
X, bawah, atas, R2, bawah, segitiga, L1, segitiga, kiri

Penduduk menyerang
bawah, atas, atas, atas, X, R2, R1, L2, L2

Penduduk bersenjata
R2, R1, X, segitiga, X, segitiga, atas, bawah

Badai pasir
atas, bawah, L1, L1, L2, L2, L1, L2, R1, R2

Kabut
R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, X

Cuaca cerah
R2, x, L1, L1, L2, L2, L2, kotak

Hujan badai
R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, bulat

Mudah-mudahan bermanfa'at ya kawan, dan jangan telalu terbuai oleh game yang anda mainkan......... good luck

Omicron menyebar : Para Epidemiologi : Jakarta Terancam

Ilmu Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan,...